Kebudayaan lampung sebetulnya sejalan dengan agama Islam, sehingga tidak ada alasan untuk membangun image buruk tentang masyarakat Lampung. Kesesuaian dengan nilai-nilai agama itu bisa dilihat dalam hal menerima tamu, yang representasinya para pendatang di Lampung, sehingga Provinsi Lampung lebih dikenal sebagai “Indonesia Mini”. Artinya, keanekaragaman kultural yang ada di Lampung terjadi karena penerimaan masyarakat Lampung terhadap para pendatang
Sebenarnya masyarakat Lampung sudah biasa menerima pendatang yang dianggap sebagai orang Lampung, asalkan mengikuti hukum adat yang berlaku. Dengan hubungan yang baik antara masyarakat pendatang dengan masyarakat asli --termasuk untuk menumpang berladang di dalam salah satu marga Lampung-- membuat wilayah bersangkutan menjadi berkembang, sehingga menjadi kampung atau sukuh (tiuh) baru sebagai bagian dari marga Lampung yang telah ada," (Yoshie Peneliti dari Jepang)
Untuk mengenal lebih dekan masyarakat lampung kita harus mengerti sifat-sifat atau filsafat masyarakat Ulun lampung, sehingga tidak ada image negatif yang timbul. Kita harus sadar bahwa hidup di lampung, berpenghasilan di lampung, beranak pinak dilampung, adalah menjadi masyarakat lampung yang mempunyai akar kelampungan.
No comments:
Post a Comment