KAMPANYE CAWA LAMPUNG

Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Masyarakat Lampung (PERMALA) mengajak  kepada masyarakat lampung untuk memberikan dukungan dalam  rangka melestarikan bahasa lampung. Dengan tema “WAJIB CAWA LAMPUNG” untuk memberikan dukungan silahkan isi formulir dibawah ini :

yang sudah memberikan dukuang bisa dilihat   DIJA

Contac person : Hendrawan Telp 0721 3522001 HP : 0812 79520001

Dimohon untuk memberikan identitas jelas, dari para pendukung akan diundang untuk memberikan langsung dukuangan kepada pemerintah daerah Lampung

 Terima kasih

Nama
Alamat
No. Telp/HP
Isi Dukungan
Photo
Email address
Verifikasi Kode
Please enter the text from the image:
[ ulangi ] [ Apa ini? ]

Tuesday, September 22, 2009

DIALEK BAHASA LAMPUNG

Ulun lampung atau orang lampung dalam pergaulan sehari-hari biasa menggunakan bahasa lampung dan Bahasa Indonesia, Pada akhir abad 19 beberapa orang Belanda yang tertarik mempelajari bahasa Lampung, antara lain HN.VANDER TUUK dan Dr. J.W. VAN ROYEN,Abung dan Dialek Pubian, Pembagian Vander Tuuk ini hanya melihat masyarakat yang beradat Pepadun. Sedangkan Van Royen membagi Bahasa Lampung dalam dua dialek yaitu,
Dialek API.
Yang digunakan oleh masyarat Belalau, Peminggir, Teluk Semaka, Teluk Lampung, Tulang Bawang Ulu (Waykanan /Sungaki), Komering, Krui, Melinting dan Pubian.

Dialek NYOU
Yang digunakan oleh masyarakat Abung dan Tulang Bawang Ilir.

Pembagian oleh Van Royen ini lebih mendasar dengan bahasa yang digunakan Masyarakat Lampung, selanjutnya van royen juga menunjukkan pemakai dialek bahasa itu menurut ruang lingkup marga.
pada tahun 1973 DALE FRANKLIN WALKER berhasil menyusun thesis berjudul A. Sketch of The Lampung language the Pesisir dialect of Waylima (cornelt University, U.S.A)

Kenyataan pada zaman modern ini bahasa lampung merupakan bahasa yang langka, sudah jarang kita dengar orang berbahasa lampung dengan baik dan benar, artinya di zaman yang katanya modern bahasa lampung sudah kalah (hampir Punah) dengan bahasa orang-orang pendatang, kalau kita lihat bahasa-bahasa daerah lain misalnya, Bahasa Sunda, di Jawa Barat, Padang, Palembang, Maupun di jogyakarta, bahasa Daerah menjadi Raja di Daeranya sendiri tapi hal ini tidak dengan bahasa lampung, yang menjadi bahasa asing didaeranya sendiri.

Sedangkan di bumi Rua Jurai ini bahasa lampung sudah hampir punah coba kita lihat di pasar-pasar tradisional yang ada lampung, bahasa yang di pakai adalah bahasa pendatang,, jadi kepunahan bahasa lampung sudah di ambang pintu akibat orang lampung aseli tidak melestarikannya,untuk itu saya mengharap kepada masyarkat lampung agar kita bersama-sama melestarikan budaya dan bahasa lampung Mak Kham Sapa Lagi Mak Ganta Kapan Lagi, dan jangan malu untuk berbahasa lampung, kita awali dari diri kita sendir, keluarga, dan lingkungan untuk berbahasa lampung dalam pergaulan kita sehari-hari, dan kepada pemerintah lampung agar membudayakan bahasa lampung di lingkungan Pemda lampung, Dinas, maupun instansi pemerintah dan swasta untuk membudayakan berbahasa lampung.

Besar harpapan kita semua untuk bisa melestarikan warisan nenekmoyang kita, karena bahasa daerah lampung merupakan asset bangsa dan Negara yang wajib dilestarikan dari kepunahan.(by;hendrawan wy5)

No comments:

Post a Comment