KAMPANYE CAWA LAMPUNG

Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Masyarakat Lampung (PERMALA) mengajak  kepada masyarakat lampung untuk memberikan dukungan dalam  rangka melestarikan bahasa lampung. Dengan tema “WAJIB CAWA LAMPUNG” untuk memberikan dukungan silahkan isi formulir dibawah ini :

yang sudah memberikan dukuang bisa dilihat   DIJA

Contac person : Hendrawan Telp 0721 3522001 HP : 0812 79520001

Dimohon untuk memberikan identitas jelas, dari para pendukung akan diundang untuk memberikan langsung dukuangan kepada pemerintah daerah Lampung

 Terima kasih

Nama
Alamat
No. Telp/HP
Isi Dukungan
Photo
Email address
Verifikasi Kode
Please enter the text from the image:
[ ulangi ] [ Apa ini? ]

Tuesday, September 8, 2009

Semangat Aji Mumpung

AJI mumpung rupanya tak mengenal perubahan zaman. Ia berjaya di zaman Orde Baru dan tetap berjaya di zaman Reformasi. Di kedua zaman itu sama saja, tatkala mendapatkan peluang, seseorang atau sekelompok masyarakat berlomba mendayagunakan dan memaksimalkan kesempatan untuk kepentingan sendiri.Mumpung sedang berkuasa, maksimalkanlah kesempatan itu untuk mengeruk kekayaan. Mumpung sedang mengendalikan anggaran, belanjakanlah apa yang bisa dibelanjakan.
Pelantikan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan DPRD adalah contohnya. Sedikitnya Rp61,8 miliar uang negara dihamburkan untuk itu.Perinciannya untuk pelantikan anggota DPR pada 1 Oktober dianggarkan sekitar Rp1,2 miliar, untuk pelantikan anggota DPRD di 33 provinsi akan dihabiskan Rp16,5 miliar, dan untuk pelantikan DPRD di 441 kabupaten/kota akan dihamburkan Rp44,1 miliar. Semua uang rakyat itu hanya untuk kepentingan seremoni.

Pelantikan anggota Dewan sejatinya adalah kegiatan biasa. Ia tidak lebih dari hari pertama masuk sekolah bagi siswa baru. Mengapa untuk sebuah kehadiran pertama para wakil rakyat itu di gedung parlemen, negara harus menanggung dan menghamburkan uang demikian besar?Untuk hadir dalam pelantikan, anggota DPRD di sebuah wilayah, misalnya, harus mengenakan PIN kecil yang harganya dibanderol Rp5 juta per orang. Apa pentingnya barang kecil itu dengan biaya semahal itu? Apa pula perlunya uang rakyat dipakai untuk membeli baju dinas para anggota DPRD yang rata-rata juga mencapai Rp5 juta per orang? Tidakkah lebih baik uang itu untuk membantu korban gempa?

Pelantikan anggota Dewan semestinya adalah titik tolak bagi wakil rakyat untuk mulai membuktikan komitmen mereka dengan bekerja dan mengabdi bagi kepentingan rakyat. Semangat yang seharusnya muncul dari wakil rakyat adalah mendedikasikan diri dengan efisien dan efektif untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat yang telah memilihnya dan diwakilinya di parlemen.

Semuanya itu murni demi kepentingan rakyat karena semua yang mereka lakukan dibiayai uang rakyat.Yang terjadi justru sebaliknya. Pelantikan anggota Dewan telah berkembang menjadi hari pertama atas kebebasan mengumbar aji mumpung. Yaitu mumpung menjadi anggota Dewan, mumpung memiliki posisi tawar, dan mumpung dibiayai oleh negara.

Jika pada hari pertama masuk kerja saja anggota Dewan sudah datang dengan semangat aji mumpung seperti itu, bagaimana saat mereka berada di tengah-tengah masa jabatan, atau saat masa tugas mereka hampir berakhir?

Banyaknya anggota DPR dan DPRD yang terjerat kasus korupsi adalah bukti mereka telah dijangkit penyakit aji mumpung dan memelihara semangat itu selama bekerja sebagai wakil rakyat.Tentu tidak semua anggota Dewan berperilaku negatif dan tidak seluruh wakil rakyat bermental minus. Akan tetapi, jumlahnya merupakan pengecualian, karena kebanyakan wakil rakyat hasil Pemilu 2004 adalah wakil rakyat yang memalukan.

Bagaimana dengan hasil Pemilu 2009?


Menganggarkan dana besar bagi pelantikan anggota Dewan jelas awal yang buruk. Sebab itu, harus ada upaya menghentikannya. Beranikah wakil rakyat hasil Pemilu 2009 melakukannya? Beranikah mereka menolak dilantik dengan semangat aji mumpung?

No comments:

Post a Comment