KAMPANYE CAWA LAMPUNG

Dewan Pimpinan Pusat Persaudaraan Masyarakat Lampung (PERMALA) mengajak  kepada masyarakat lampung untuk memberikan dukungan dalam  rangka melestarikan bahasa lampung. Dengan tema “WAJIB CAWA LAMPUNG” untuk memberikan dukungan silahkan isi formulir dibawah ini :

yang sudah memberikan dukuang bisa dilihat   DIJA

Contac person : Hendrawan Telp 0721 3522001 HP : 0812 79520001

Dimohon untuk memberikan identitas jelas, dari para pendukung akan diundang untuk memberikan langsung dukuangan kepada pemerintah daerah Lampung

 Terima kasih

Nama
Alamat
No. Telp/HP
Isi Dukungan
Photo
Email address
Verifikasi Kode
Please enter the text from the image:
[ ulangi ] [ Apa ini? ]

Tuesday, September 22, 2009

TINGKATAN BAHASA LAMPUNG

Bicara tingkatan bahasa, sama halnya dengan bahasa Indonesia, tidak seperti halnya dengan Bahasa Jawa, Bahasa lampung tidak dipakai bahasa tinggi dan bahasa rendah, akan tetapi dalam acara-acara adat, kerapatan adat, atau terhadap orang yang lebih muda terhadap orang yang lebih tua, dipakai untuk bicara sopan atau hormat, diantara kata-kata yang sering dipakai dalam kerapatan adat antara lain :
Kata NYAK/SAYA----diganti dengan kata ----Sikam/ikam/hikam/Sikindua,
Sedangkan bahasa terhadap orang yang dihormati----Pusikam/Pusekam/sekam/ikam/tuan.
Untuk yang sejajar atau antara menantu terhadap menantu diakai ---Kuti/Meti/ --ANDA. Kata Niku/nikuw dipakai untuk yang lebih tua terhadap yang lebih muda.

Tingkatan bahasa tersebut biasanya dipakai berbicara di tengah-tengah khayalak terhormat, biasanya dalam pengantar acara(Penglaku/Pematu), yaitu pengantar acara menyampaikan keputusan adat, contohnya seperti ini, sang pembawa acara berbicara ;
Payu Pun kilu mahap jama puserompok, kantu wat cawa sai salah susun sikam haga ngeni pandai…………….
Maksudnya;’Baiklah tuan mohon maaf dengan tuan-tuan sekalian jika ada kata yang salah susun, kami ingin memberi tahu….

Dari kalimat tersebut dipakai sebutan Pun yang berarti Tuan, baik untuk seseorang maupun orang banyak. Kata Puserompok / Kuti Rompok/metei gepek, untuk menyatakan tuan-tuan terhormat, kata-kata tersebut hany dipakai dalam acara adat.(hendrawan—way5)

No comments:

Post a Comment